Resume Materi 14: Kaidah Pantun dan Tips & Trik Membuat Pantun dengan Mudah

Pembicara: Miftahul Hadi, S.Pd

Moderator: Arofiah Afifi, S.Pd



Materi malam ini dibawakan oleh  bapak Miftahul Hadi, S.Pd, dengan moderator  Ibu Arofiah Afifi, S.Pd. Peserta diajak untuk menyelami lebih dalam tentang pantun, salah satu bentuk sastra lama Indonesia yang kaya akan nilai budaya dan keindahan bahasa. Materi dimulai dengan sejarah singkat sastra lama Indonesia, di mana pantun memiliki peran penting sebagai bentuk komunikasi tradisional yang penuh makna dan estetika.

Pantun telah menjadi bagian dari budaya Melayu sejak lama, dan juga ternyata ada di daerah lain dengan nama yang berbeda. Digunakan dalam berbagai acara adat, sosial, dan keagamaan. Pada tahun 2014, pantun dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda secara nasional oleh pemerintah Indonesia. Lebih lanjut, pada tahun 2020, UNESCO mengakui pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia, yang menegaskan pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap sastra tradisional ini di kancah internasional.

Bapak Miftahul Hadi kemudian memaparkan kaidah-kaidah dasar dalam membuat pantun, yang meliputi:

  1. Struktur Pantun: Pantun terdiri dari empat baris, dengan dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris terakhir sebagai isi.
  2. Rima: Pola rima pantun adalah a-b-a-b.
  3. Jumlah Suku Kata: Setiap baris biasanya terdiri  5-7 kata atau 8-12 suku kata.
  4. Makna dan Pesan: Baris pertama dan kedua harus berisi gambaran atau kiasan yang menarik, sementara baris ketiga dan keempat menyampaikan pesan atau makna utama.

Tips & Trik Membuat Pantun dengan Mudah

Untuk mempermudah peserta dalam membuat pantun, Bapak  Miftahul Hadi memberikan beberapa tips dan trik, antara lain:

  • Mulailah dengan tema yang mudah dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
  • Membaca pantun-pantun yang sudah ada dapat memberikan inspirasi dan memperkaya kosakata.
  • Praktik membuat pantun secara rutin akan meningkatkan kemampuan dan kreativitas.
  • Gunakan rima untuk bermain dengan kata-kata.  pilih rima yang menarik dan tidak biasa.
  • Pastikan sampiran dan isi pantun berhubungan secara logis atau kiasan.

Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan praktek membuat pantun. Sebagai penutup, Saya mencoba membuat pantun.

Berlayar kapal ke pulau seberang,
Menyusuri laut mencari harta,
Belajar sastra menambah terang,
Hidup bahagia penuh makna.

Matahari pagi bersinar terang,
Menyapa dunia dengan suka cita,
Dengan sastra hati pun lapang,
Kearifan lokal makin kita cinta.

Hutan hijau penuh rahasia,
Di balik daun burung bernyanyi,
Mempelajari sastra menambah usia,
Nilai luhur bangsa tak akan mati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATA HARI, SEBUAH LUKISAN

EVOLUSI GENETIK

Resume Pertemuan 10 KBMN PGRI 31